Bangun. Sholat Subuh usai. Langsung aja mandi sekalian. Usai melihat2 pantai sekaligus sarapan dan bergabungnya bro Gesang bersama istri membuat kita packing sekaligus check out dari penginapan. Usai motor tertata rapi kami beberapa kali ambil foto untuk kenang2an. Selepas itu kami semua bergegas meninggalkan Sido Muncul 2 dan menuju SPBU yang searah ke Baluran. Hampir 20 kilometer sampai akhirnya kita masuk kota Situbondo. Disini kang Karis memisahkan diri dan tidak ikut perjalanan ke Baluran. Karena ada persiapan acara pribadi yang sangat penting
Berangkat dari pusat kota Situbondo kang Ulid selaku panlok saat ini sekaligus ditunjuk sebagai Road Captain. Dengan kecepatan relatif 80-100km/jam kita melaju mendekati tempat tujuan. Setelah akumulasi 70 km lebih dari start awal kita memasuki Taman Nasional Baluran. Setelah membayar kontribusi (tiket masuk) kita dihadapkan rute yang cukup melelahkan dibanding puluhan kilometer tadi. Bukan karena jauh atau panjang, melainkan rusaknya jalur ke padang Savana ini. Motor tidak dapat dipacu sebagaimana kondisi awal sebelum masuk tadi. Motor standar apalagi bukan motor dual purphose. Sehingga membuat kami terpaksa menikmati medan rusak sepanjang sekitar 12 km.
Setelah berjalan cukup lelah (bukan karena jauh, tapi medan yang rusak) kita bisa melihat padang Savana yang luas. Beberapa kali mengambil foto disini untuk kemudian lanjut ke pemberhentian pertama yang disebut Bekol. Disini tampak sekali di kejauhan latar belakang gunung dan hamparan luas padang Savana. Terlihat satu ekor saja entah banténg entah kerbau yang dengan gemulai jalan disana. Sayang saya malah lupa tidak mengambil foto kerbaunya. Kita malah asyik narsis Lha memang suasana dan pemandangannya gak pernah kita temui sehari-hari, jadi kita semacam mabok kepayang dengan habitat disini. Ada beberapa cottage yang tersedia bila berkeinginan menginap dinini. Saat mendongak, agak tersembunyi terlihat menara pantau. Sayang tidak punya banyak waktu disini Cukup sudah ketika beberapa snack dan air mineral kita teguk. Nawak² menunjukkan titik selanjutnya, yang katanya cuman dekat, 3 kilo meter saja. Jarak segitu mah, énténg (dalam hati).
Benar memang…500 meter awal jalan tanah berdebu halus, tapi setelahnya…sama seperti awal masuk area Taman Nasional Baluran tadi…batu yang kejam. Mending jalan makadam di beberapa desa yang pernah saya singgahi, ini lebih parah Tujuannya sendiri adalah pantai Bama. Yups, pantai ini masih lumayan asri dan bersih. Karena memang lumayan sulit untuk dijangkau melihat rute yang kita lalui seperti itu. Pantai Bama sendiri seperti di Bekol, juga terdapat Cafetaria, Musholla, beberapa Cottage, dan sarana lainnya. Pantai ini berhadapan langsung dengan selat Bali yang dibentangan sana terlihat tersamar pulau Bali. Nawak² mulai narsis lagi disana, foto² iseng dilakukan. Jump shoot dan Levitasi juga dicoba disana Sayang saya tidak ikut, memilih santai dan berteduh di bawah pohon yang cukup rindang.
Selepas sholat, kita persiapan untuk kembali ke rumah. Capek sudah, keringat sudah, debu sudah…apa yang belum? Ya ngebut aja di jalan yang rusak itu. Dalam benak kami, pingin segera istirahat di gapura depan masuk TN Baluran ini. Bukan hal yang direkomendasikan untuk motor standar ke pasar dibuat glodak² disini. Tapi gimana lagi Saya berempat duluan sampai, sementara yang lain terlihat “enjoy” menikmati jalan rusak Usai berkumpul kita langsung geber motor lagi dengan tujuan…WARUNG Yupz…kelaparan mendera, karena jam makan siang sudah jauh terlewat, sementara fisik dituntut ekstra dalam perjalanan masuk dan keluar TN Baluran ini. Usai makan siang yang tertunda terlihat nawak² sudah bugar dan bersemangat. Ini terlihat dari betotan gas yang sudah acak²an…lupa kalau kita riding secara grup. Waduhhh…saya sering maksa nguber depan atau melambat agar yang belakang tidak terlalu jauh.
Saat senja dan adzan maghrib berkumandang, rombongan pecah. Bro Bayu pulang ke Jember, jadi menempuh rute yang berbeda. Bro Gesang dan istri langsung Surabaya naik bis. Sementara kita pingin sholat maghrib di rumah Kang Ulid. Sementara bro Abdoe Maggi malah terlupakan, sehingga dia dengan motor Blade langsung bablas ke Sidoarjo. Kalau boléh jujur sih bukan cuman itu, tapi juga menyempatkan diri untuk nonton siaran langsung motoGP Sholat maghrib sudah kita ngopi dulu sembari nonton kepiawaian Marquez dan Pedrosa overtake Lorenzo. Begitu motoGP usai, kita pun berpamitan kepada tuan rumah yang bener² sudah ber-capék² ria menyiapkan segala sesuatu selama kita di Pasir Putih dan Situbondo Thanks masbro…
Berlima kita menyusuri Situbondo untuk kembali ke kota masing². Sebelum masuk Besuki ternyata BlueMX bro fauzi bocor. Apalagi dia menggunakan tubeless. Terpaksa harus mencari tambal ban khusus ini, karena rata² yang lain hanya tambal ban biasa. Masalah terselesaikan. Kita jalan lagi sebelum akhirnya bro Mariyono memisahkan diri karena dia masih ingin bersilaturrahim pada temannya di Paiton. Berempat kita janjian untuk tidak terlalu jauh, sehingga selalu bisa saling memantau satu sama lainnya. jalan relatif tidak terlalu padat, sehingga kami cukup tidak kemalaman sampai dirumah. Sempat berhenti di skitar Pasuruan karena akan berpisah di Bangil. Kita bertiga yang dari Malang memang sengaja mengambil jalan sedikit memutar lewat Bangil-Pandaan, karena berfikir tentang keamanan kita bila harus melalui Pasuruan-Malang lewat Wonorejo-Purwosari.
Alhamdulillah…jam 12 persis saya memarkir si Supri di rumah.
Alhamdulillah dalam lindungan Allah, sehingga zero accident dan semua selamat sampai rumah
Silakan klik untuk memperbesar
Filed under: JatiMotoBlog, Padang Savana, Wisata Tagged: Baluran, Bekol, luas, Padang Savana, Pantai Bama, Taman Nasional