Bro-bra…
Kali ini saya iseng saja ngitung penggunaan atau konsumsi motor saya. Yang saat ini saya hitung adalah Honda Supra X 125cc yang sudah berumur 5 tahun lebih. Dibeli pada tahun 2008 tepatnya bulan April. Saya sendiri “ngejos” menggunakan motor ini baru 2 tahun, karena sebelumnya menggunakan CS1. Tahun 2011 CS1 terpaksa dijual dan harus menggunakan motor bébék yang kata sebagian orang elegan dan cocok buat pergi ke pasar Saya sendiri memang sudah membuat motor SupraX 125 ini tidak standar lagi saat CS1 dijual, ban depan belakang merk FDR Genzi saya lepas dari CS1 dan kembali memasang ban standar saat dijual, dan akhirnya memasang ban ukuran lebih lebar ini di Supra X 125. Dari pada nganggur maksudnya
Supra ban standar dulu lumayanlah saat dibawa untuk bepergian jarak pendek ke Surabaya dan sekitarnya. Iseng record top speed menggunakan aplikasi My Tracks di hp android G.Mini masih bisa 99-103km/jam. Di speedometer-nya ya malah lebih lebay. 110-113km/jam Tapi sayang kali ini saya tidak bisa share screen capture dari top speed tersebut. Nggak apa² kalau ada yang menganggap hoax. Karena kali ini saya memang betul² tanpa bukti. Sejatinya dulu sih pernah share di kalangan terbatas, yaitu grup FB (facebook) dan WA (whatsapp), tapi karena hp tersebut hilang, jadi lenyap Selanjutnya yang justru jadi konsén saya sudah bukan pada top speed. melainkan saat ini adalah konsumsi dari motor yang saya pakai. Yaaa…hal kecil tapi bagian dari mengamati secara individu karena bbm naik adalah itu cara mudah menurut saya. Kebetulan saya bersama teman² Jatimotoblog, beberapa minggu yang lalu turing ke Pasir Putih dan Taman Nasional Baluran yang juga dikenal sebagai Africa van Java. Ini konsumsi Supra X saya…
Karena kali ini statement juga tanpa bukti. Hanya sekedar share saja. Lha gak minta struk pembelian, hanya bareng dengan teman² Jatimotoblog saat turing kemarin.
Ingat, SupraX 125 saya menggunakan ban seperti diatas dan saya sendiri berbobot 78-79kg Beban lainnya adalah 1 tas kamera berisi lengkap (3 lensa, 1 flash) plus tripod dan 1 tas lagi untuk baju dan keperluan lain.
1. Isi full tank Rp. 21.000 di SPBU Patal Lawang saat berangkat.
2. Isi full tank Rp. 19.000 di SPBU timur Pasir Putih
3. Isi full tank Rp. 19.000 di SPBU sebelum Situbondo (pulang dr Baluran)
4. Isi full tank Rp. 8.000 di SPBU Besuki (setelah nambal ban tubeless MX bro Fauzi)
Total untuk premium (bensin) saja saya mengeluarkan seperti diatas, Rp. 67.000,-
Sementara jarak yang ditempuh total sekali jalan skitar 237 km. Bila dikalikan 2 (pergi-pulang) didapat jarak 474km. Bahkan mungkin lebih tepatnya 500km, karena saat pulang kita mengambil jarak memutar, jelas lebih jauh. Seharusnya saat pulang dari Pasuruan langsung bisa ke arah Malang lewat Wonorejo Purwosari, tetapi ketika kita memikirkan bahwa saat itu sudah malam dan mempertimbangkan keamanan kita, maka saya mengusulkan untuk memutar melalui Bangil-Pandaan-Sukorejo-Purwosari, yang relatif lebih ramai dan terang jalannya.
Catatan diatas berbeda mungkin adalah karena faktor yang tidak sama titik koordinatnya.
So, gimana menurut brosis untuk konsumsi motor saya? Lumayan irit atau boros? Kalau irit nemen sih enggak. Tapi cukupanlah untuk orang dengan dompet pas-pasan kayak saya ini
Ini hitung²anya secara awam masbro mbaksis. Sederhana saja. Monggo di cék, siapa tau hitungan saya ngawur
Rp. 6.500,- = 1 liter
Rp. 67.000,- = 10,3 liter
500km : 10,3 liter = 48,5 km/l
Ojo (jangan) dibandingkan dengan motor lain lho. Nggonku aé…sing tenogoné pas-pasan Supra X 125 double keen.
Filed under: Touring Tagged: Bensin, boros, irit, konsumsi, premium, Supra X 125, Turing