BroSis sekalian…
Mempersiapkan malam minggu dengan apa? Asal gak dengan kebut-kebutan atau trek² an dan minum oplosan aja gak masalah kali ya? Héhé… Tapi kali ini di artikel malem minggu nyobamoto.com sedang asyik blog walking sempat baca dan komen di blognya rekan Jatimotoblog, yaitu bro Kariz yang admin rideralam.com disini. Disana dia sedang mengetengahkan tentang masalah kata recall yang tidak diakui oleh salah satu ATPM di Indonesia ini. Karena kata recall sepertinya tabu atau bahkan haram di negeri kita ini.
Seperti diketahui, di jagat blogsphere sedang ada badai topan dan gemuruh ombak tentang berita bermasalahnya sang Streetfire produk Honda Indonesia yang biasa kita kenal dengan PT. AHM. Hal itu bermula dari artikel dari duo top blogger Indonesia yaitu Wak Haji Taufik dan Kang Iwan Banaran. Artikel nya berisi tentang klarifikasi dari pihak berwenang AHM yang mengatakan bahwa tidak ada yang namanya recall. Yang ada adalah pemanggilan ulang terhadap produk yang telah dibeli oleh konsumen untuk di cék atau pemeriksaan. Tapi seperti di artikel bro Kariz…mengapa AHM tidak menyebut saja sebagai recall? Kata-kata ini akan menjadi bahan bakar-bakaran saling serang antara yang pro dan kontra.
nyobamoto.com sendiri sebelum belajar menulis di blog adalah komentator. Saat tahun 2006-2007 rame-ramenya produk tertentu yang bisa dikatakan mengalami masalah seperti ini, juga banyak silang pendapat tentang penggunaan kata recall yang berujung dengan gentle dan tidak gentle sebuah ATPM mengakui kekurangan produk dan memperbaikinya. Itu lumrah masbro. Saya mengikuti benar era-era ramenya silang sengketa di blog saat itu. Bahkan sebenarnya ada beberapa kasus yang seharusnya juga diangkat ke-permukaan seperti kasus CB150 ini. Tapi sayang hampir semua ATPM motor di Indonesia enggan atau merasa tabu menggunakan kata recall.
Entah mana yang benar. Di luar negeri sendiri kata recall adalah pengungkapan keberpihakan ATPM/produsen dalam melayani konsumennya. Baik itu roda 4 pun juga roda 2. Sehingga disana recall menjadi kata yang biasa terdengar dan tidak ber-konotasi buruk. Sementara di Indonesia entah yang salah produsen atau mindset konsumen yang mengartikan recall itu sebagai buruknya sebuah produk, sehingga ATPM motor roda 2 di sini enggan dan merasa tabu menggunakan kata recall. Padahal sebagai konsumen kita berharap bahwa uang yang keluar dari kita, baik itu cash maupun kredit…menjadi harga yang pantas terhadap produk yang kita beli. Bukan malah menyembunyikan banyak harapan dari kita selaku konsumen.
Ini adalah beberapa kasus yang sejak 2006 mulai sering dikaitkan dengan kata recall, tapi ATPM di Indonesia ogah menggunakan kata itu.
- Tentang Old Vario 110 produksi awal yang bermasalah di anchor pin
- Tentang CB150r yang lagi rame
- Tentang tangki Tiger yang bocor
- Tentang fuel pump-nya Vixion gen 1
- Tentang komstir vixion yang oblak
- Tentang rangka yang menyebabkan amblesnya scorpio
- Tentang melelehnya fairing N250r FI
- Tentang Bajaj yang oli sering mbeler di berbagai produknya
dan masih banyak lagi yang lainnya.
Sehingga selaku konsumen kita sering sekali was-was terhadap produk yang kita beli.
Gimana brosis menurut sampéan? Mengapa semua ATPM roda dua (khususnya di Indonesia) malas banget dengan istilah recall. Dan kalaupun ada, lebih sering dalam blogsphere disebut silent recall. Jarang sekali kita lihat secara terang-terangan SEMUA ATPM roda dua bikin banner atau baliho untuk recall hal yang sering jadi masalah?
Monggo opininya…
Berikan usulan untuk semua ATPM sehingga mau menggunakan kata itu dan selalu konsern terhadap kepentingan konsumen. Semoga
Note :
Ewuh Pakewuh = Segan Melakukan (cmiiw)
Pict : from Google
Related Posts
Filed under: Motor Tagged: CB150r, recall, recall anchor pin, recall fuel pump, recall komstir, Vixion