BroSis…
Nanti saatnya kita tentukan sikap terhadap apa yang menjadi pilihan kita. Karena tanggal 9 April 2014 ini, Republik Indonesia sedang mengadakan Pesta Demokrasi yang bisa juga disebut Pesta Rakyat. Bukan suatu yang berlebihan karena Pemilu sendiri sudah beberapa kali digelar. Bahkan dalam masa setelah reformasi, berulang kali kita mengadakan Pemilu. Tidak hanya untuk memilih Presiden, tapi juga memilih DPR-RI, DPD, DPRD Popinsi dan juga DPRD tingkat II. Saking belajar demokrasi sekarang tidak hanya itu, bahkan PilGUB dan PilWALI/PilBUP, juga kita lakoni.
Diantara sekian banyak kegiatan yang disebut PEMILU (Pemilihan Umum) ada hal yang pasti menjadi ciri khas kegiatan yang diadakan oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum) ini. Yaitu kita sedang memilih siapa. Itu pokok dari Pemilu menurut hemat saya. Sebagai warga negara yang sudah memenuhi persyaratan maka seyogyanya kita mempunyai hak pilih dan pada kondisi tertentu kita juga berhak dipilih. Sampai disini jelaslah bahwasanya kita “sebaiknya” menggunakan hak pilih yang melekat pada kita.
Dari banyak kasus dan cerita-cerita keseharian sering sekali kita mendengar bahwa ada yang tidak puas dan mungkin tidak suka dengan Pemilu. Secara manusiawi kita bisa memahami hal semacam itu. Tidak akan pernah mungkin seorang manusia yang sudah kita yakini sebagai makhluk penuh salah dan khilaf plus sebagai manusia yang tak sempurna, bakal mampu untuk bisa memenuhi keinginan atau memuaskan semua pihak. Siapapun itu orangnya, secara pribadi saya berpendapat akan sulit orang atau pemimpin tersebut memenuhi keinginan orang banyak.
Sedikit contoh :
1. Dalam satu keluarga saja, sering pemimpin keluarga kesulitan memenuhi tuntutan dari isi rumah di keluarga itu. Padahal hanya beberapa orang.
2. Pak RT juga sering kesulitan ketika warganya ada yang tidak puas dengan kepemimpinannya. Apalagi sebuah negara yang berisi ratusan juta jiwa seperti Indonesia.
Adalah lumrah manakala ada beberapa pihak tidak suka dan pesimis terhadap Pemilu. Apalagi dengan berbagai alasan untuk menjadi GOLPUT (Golongan Putih). Sesungguhnya Golput sendiri pada beberapa kasus justru berakibat buruk terhadap keberlangsungan negara kita. Bagaimana tidak? Coba pikirkan…siapa yang bakal memimpin kalau semua orang Golput. Dengan adanya pemerintah (meski belum tentu baik dan benar) setidaknya ada harapan dengan diadakannya Pemilu. Coba andai negara kita tidak ada demokrasi (meski belum sempurna) dan tidak ada pemilu sama sekali, atau malah dipimpin oleh Diktator yang super? Bisa apa kita rakyat kecil?
Maka ketika kita kecewa dengan sebuah pemerintahan, adalah tanggung jawab kita untuk menggantinya dengan yang lebih baik. Tentunya dengan cara-cara yang benar. Karena kalau dilakukan dengan cara yang salah, bukan membuat rakyat tenteram, justru semakin membuat rakyat sengsara. Bukankah begitu?
Jadi menurut saya, GUNAKAN HAK PILIH ANDA SEBAIK-BAIKNYA.
Bila menurut anda ada kekurangan dan layak dirubah, maka rubahlah dengan cara-cara yang baik dan bermanfaat. Bukan melakukan dengan cara merusak. Adalah harapan kita semua bahwa Indonesia menjadi lebih baik. Karena semuanya akan kembali kepada kita masing-masing.
Baik brosis…
Segeraan untuk bergegas menuju TPS terdekat dirumah anda atau sesuai kartu undangan yang dikirim. Kalaupun anda tidak mendapat undangan sepertinya ada kemudahan pada pelaksanaan Pemilu kali ini. Cukup membawa KTP (dan KK) anda diperkenankan mencoblos. Yang penting adalah LUBER (Langsung Umum Bebas Rahasia) dan tentunya JURDIL (Jujur dan Adil). Koreksi bila saya salah. CMIIW
Pict : from Google
Related Posts
Filed under: Opini Tagged: 2014, dpd, dpr, dpr ri, dprd, jurdil, luber, pemilu