Saat ini mungkin kita dan seluruh Pebalap motoGP sama² menunggu musim 2013. Yang mana akan dimulai dengan banyak hal² baru. Baik Pebalap yang pindah team ataupun rasa penasaran akan keseruan balapan season mendatang. Banyak berseliweran ambisi dan harapan dari masing² tim. Begitu juga fans motoGP termasuk di tanah air tercinta Indonesia. Ada yang berharap semakin seru dengan adanya tontonan yang tidak monoton seperti 2 season sebelumnya. Karena terlihat salah satu Team atau Rider yang terlihat superior, sehingga balapan terkesan tidak asik bagi pendukung yang kalah. Lha yang di depan karena agresif, malah sering meninggalkan pembalap kedua atau belakangnya. Kadang² malah jauh selisihnya
Tapi hal itu akan disiasati oleh penyelenggara motoGP di musim depan. Disiasati bagaimana? Yups, rupanya sedang menggodok dan menetapkan bahwasanya Pebalap yang Super/Hyper Agresif akan dihadang dengan aturan ini. Entah alasannya pure safety atau bagaimana, yang jelas Pebalap yang “sruntulan” bakalan kena hukuman berupa poin. Bagaimana jelasnya?
Nih saya kutip dari sini, bahwasanya :
Gaya membalap yang sangat agresif dan membahayakan bakal mendapat penalti yang setimpal mulai grand prix musim 2013. – Penalti baru yang dikenakan pada sistem poin itu akan diperkenalkan kepada ketiga kelas di kejuaraan MotoGP mendatang.
- Poin yang diberikan antara satu hingga 10, tergantung kepada tingkatan pelanggaran yang dilakukan sang pebalap.
- Jika akumulasi poin pelanggaran seorang pebalap mencapai 10, maka dia dipastikan akan absen dalam satu seri balapan.
- Poin yang diberikan antara satu hingga 10, tergantung kepada tingkatan pelanggaran yang dilakukan sang pebalap. Jika akumulasi poin pelanggaran seorang pebalap mencapai 10, maka dia dipastikan akan absen dalam satu seri balapan.
- Sementara itu untuk pebalap yang mencapai poin empat akan dihukum start dari grid belakang, sedangkan jika poin pelanggaran itu mencapai tujuh, maka sang pebalap akan start dari pit lane. Apabila seorang pebalap sudah mencapai angka 10, maka poin pelanggarannya itu dimulai lagi dari nol dan dia tak punya utang pelanggaran untuk dibawa ke seri selanjutnya.
Sistem penalti poin baru ini diberikan untuk berusaha membangun konsistensi para pebalap yang sering “sruntulan” sehingga membahayakan pebalap lain, ataupun melakukan pelanggaran lainnya.
Selama ini, Direktur Lomba kerap mendapat komplain dari paddock, menyusul berbagai insiden yang terjadi, serta kurangnya konsistensi dalam memberikan hukuman. Diharapkan, hukuman baru tersebut akan memberikan efek sadar bagi para pebalap yang biasanya tampil sangat agresif.
Pebalap Repsol Honda, Marc Marquez, termasuk orang yang sangat agresif di lintasan balapan. Pebalap Spanyol ini kerab terlibat dalam beberapa kecelakaan yang kontroversial, termasuk tabrakan dengan kompatriotnya, Pol Espargaro, pada GP Catalunya bulan Juni lalu, serta insiden terakhir dengan pebalap Italia, Simonce Corse, yang membuatnya dihukum start dari grid paling belakang pada seri terakhir Moto2 di Valencia.
Sistem poin ini tidak hanya diterapkan saat kecelakaan di trek. Pebalap Moto3 asal Finlandia, Niklas Ajo, dihukum dua kali pada musim lalu akibat mendorong seorang marshal di Jerez dan terhadap seorang pebalap, menyusul sebuah kecelakaan di Indianapolis. Sistem penalti poin ini juga akan berlaku pada insiden-insiden seperti itu, dan diharapkan bisa menjadi pencegah untuk terjadinya insiden tak diinginkan.
Sistem penalti baru ini diterima setelah diadakan sebuah pertemuan Grand Prix Commission di Madrid pekan lalu, dan sebuah pernyataan menyebutkan: “Telah diakui bahwa ada kebutuhan untuk mengatasi masalah pebalap yang terus-menerus diperingatkan atau dihukum karena membahayakan pebalap lain atau melakukan pelanggaran serius lainnya seperti menyerang marshal atau petugas lainnya. Untuk mengatasi masalah ini sistem baru Poin Penalti disetujui. Race Direction bisa memberikan sanksi kepada pebalap dengan jumlah Poin Penalti antara satu dan sepuluh. Hal ini dapat menjadi pengganti atau di samping sanksi lainnya.”
Filed under: motoGP