Brosis sekalian…
Dua seri motoGP di Losail Qatar dan di Austin Amerika cukup membuat tim biru Iwata harus introspeksi diri. Dibanding tim kompetitor terberat yang sedang sedikit lenggang kangkung. Apalagi podium Losail dan Austin duo pebalap Repsol Honda naik terus dan naik semua. Nah loo… Sementara untuk klasemen tim dan konstruktor duo Repsol jauh lebih mendingan karena sementara memimpin. Hal ini justru menurut banyak opini dari media adalah karena Ambisi Yamaha yang keterlaluan. Lhoo…maksudnya gimana? Silakan dilanjut brosis…
Seperti kita ketahui…setiap balapan utamanya di motoGP butuh dana yang sangat…sangat besar. Kalau dana kecil, gak bakalan mampu menopang kebutuhan biaya balapan di motoGP. Terbukti Suzuki dan Kawasaki saja mundur di balapan motor paling elit di dunia ini. Belum lagi nama-nama tersohor macam Aprillia, KTM, BMW dll. Padahal mereka bukan pabrikan gurem. Mereka pabrikan raksasa yang punya nama didunia, tapi kenyataannya nggak mampu untuk membiayai balapan motor mereka di motoGP. Dengan kondisi seperti itu kita jadi paham berapa sebenarnya dana yang digelontorkan oleh Honda dan Yamaha yang saat ini menjadi dua tim paling besar di motoGP. Semua tim lawan dan kawan pasti segan.
Biaya begitu besar biasanya ditopang oleh sponsor. Mulai sponsor utama sampai dengan sponsor kecil-kecil. Itu untuk di motor balapnya, belum lagi di wearpack masing-masing pebalap. Sementara untuk yang bertahan paling lama seperti kita ketahui adalah pabrikan oli Repsol dan Honda. Sementara yang lainnya cenderung gonta-ganti. Disinilah terlihat pada akhirnya…tahun ini Yamaha yang disponsori oleh Movistar membuat blunder kesalahan. Dimana divisi balap dan (mungkin) divisi marketingnya tidak memperhatikan aspek lainnya. Begitu tim balap di launching, kemudian beberapa produk motor juga di-launching.
Disinilah terlihat Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi sebagai atlit balap di paksa juga sebagai icon marketing untuk “menjual” produk-produk Yamaha. Seperti diketahui, dari Eropa, Asia, Amerika Selatan selalu dihadiri Duo Yamaha tersebut. Selain untuk memperkenalkan produk dan bertemu dengan konsumen Yamaha, mereka juga tetap mengikuti balapan. Disinilah pada akhirnya justru Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi tidak bisa maksimal saat balap. Karena disinyalir mereka terlalu capek saat mengikuti roadshow untuk “me-marketing” produk-produk yang di-launching.
- Jam istirahat (tidur) yang sering berbeda dengan kebiasaan
- Jamuan makan yang kelewat sering sehingga kondisi tubuh yang tidak proporsional
- Berkurangnya waktu olahraga atau latihan ketika menghadapi saat race
Dari hal-hal diatas inilah, asumsi beberapa media menyampaikan bahwa tidak produktifnya Duo Yamaha ini justru adalah akibat Yamaha sendiri yang terlalu berambisi mempromosikan produk-produk barunya di semua negara, sementara mereka lupa bahwa sang icon adalah manusia biasa. Mereka juga punya capek, jenuh dan reflek balap yang bisa jadi berkurang karena jarang latihan. Lha inilah setidaknya sekedar banyak analisa dari dua seri balapan yang sudah terjadi. Kita selaku penonton juga ingin bila balapan seru seperti di Losail antara Marquez dengan Rossi. Atau di Austin justru di papan tengah antara Bradl dan Dovisiozo.
Gimana brosis? Monggo analisa hebat sampean di kolom komentar. Semoga seri ketiga di Argentina akhir minggu ini seru. Apalagi perkiraan saya sesuai artikel terjadwal, Rossi mungkin memimpin karena lebih paham sirkuitnya :)
Pict : from Google
Related Posts
[dispaly-posts tag=yamaha, motogp]
Filed under: Yamaha Tagged: ambassador, ambisi, Balap, gagal, icon, klasemen, Race, Yamaha, yfr