Nyobamoto.com-Masbro Mbaksis…
Silaturrahim tahunan adalah hal yang insya Allah rutin dilaksanakan oleh umat muslim. Bahkan ketika harus bersilaturrahim jarak jauh sekalipun juga tetap dilaksanakan. Pada beberapa kasus, hal ini disebut sebagai mudik. Begitu pula dengan yang dilakukan oleh nyobamoto.com saat Lebaran kali ini. Masih seperti tahun-tahun sebelumnya, nyobamoto.com bersama keluarga beranjangsana ke saudara dan handaitaulan. Destinasi yang dituju adalah tempat-tempat keluarga dan orang-orang terdekat. Tempatnya juga tidak terlalu jauh yaitu masih di sekitar antara Kandangan dan Pare Kediri.
Saya tidak mbahas perjalanan yang saya lakukan, karena relatif lancar. Kan pake Pario. :D Tapi Orang tua dan beberapa saudara saya yang menggunakan mobil macet setelah Kasembon perbatasan sampai ke perempatan Kandangan dan masih terus sampai melewati Jembatan Baru itu butuh hampir 2 jam. Saya sudah sampai di rumah budé di desa Kemirahan dan sudah bisa sedikit ndlosor sembari menikmati jajanan khas lebaran di desa :) Jajanan atau sajian lebaran inilah yang saya soroti. Karena di rumah saya atau lebaran di Malang, akan jarang sekali menemukan jajanan macam ini.
Sebutan atau nama memang ada beberapa yang berbeda dan tidak persis sama sekali. Tapi beberapa yang lain ya memang sama persis. Saya suka banget dengan kripik gadung dan rengginang. Entah nama untuk daerah lain sama atau tidak :) Yang jelas hadir di meja seharusnya dinikmati. Ada pula Antari yang berbentuk seperti bintang atau cahaya mentari. Pisang goreng, tape ketan hitam, dasn segala macam jajanan khas desa seperti jenang, tetel (apa ya nama lainnya), kacang rebus, juga tersaji.
Untuk melancarkan masuk ke dalam tenggorokan dan kerongkongan disuguhkan kopi atau air mineral. Dibeberapa saudara hadir pula sirup. Hemmm…sungguh sajian yang mungkin justru jarang bisa kita nikmati manakala hari-hari biasa. ATaupun kalau kita berlebaran di kota akan beda sajian “menu jajanan” yang ada. Paling-paling kita akan bertemu nastar, kastengel, putri salju, kacang goreng, kacang menté, atau blinjo dan sejenisnya. Terlihat kan sangat kontras dan berbeda sekali?
Hal-hal kecil macam beginilah yang membuat saya selalu senang melakukan perjalanan silaturrahim ke saudara dan rekan-rekan saya. Apalagi saat waktu lain saya juga berkunjung ke Dusun Plumbang Desa Pandansari Kecamatan Ngantang. Lokasi ini adalah termasuk yang sangat parah terkena semburan abu Gunung Kelud beberapa waktu yang lalu. Di tempat ini saya menyelesaikan sekolah TK dan SD saat ayah saya berdinas di PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) Selorejo. Atau lebih terkenal dengan bendungan Selorejo. Insya Allah saya masih akan terus senang dengan jajanan-jajanan desa utamanya yang saya nikmati saat saya kecil.
Adakah brosis yang merasakan hal yang sama dengan saya saat lebaran tiap tahun? Setidaknya dalam hal menu atau sajian jajanan desa? Monggo di gelar jajan-nya di kolom komentar :D
Pict : dokumen pribadi Nyobamoto.com
Artikel Terkait
- Minal Aidzin Wal Faidzin, nyobamoto.com Mohon Maaf Lahir dan Batin
- Yamaha Manjakan Konsumen di Pos Jaga dan Bengkel Jaga Lebaran_Press Release
- Sambut Puasa dan Lebaran, AHM Siapkan Layanan Satu Hati_Press Release
- On The Way Kopdar Ultah Jatimotoblog #2 @Magetan
- Turing Silaturrahim ke Situbondo-Baluran_Bag. 1
- Mohon Maaf Lahir Bathin dari nyobamoto.com
- Kumpul Bareng 60 Blogger di Plant 3 AHM
- Turing Silaturrahim dan Halal bi Halal JATIMOTOBLOG_etape 1
- Wiro NyobaMoto_mengucapkan Minal Aidzin wal Faidzin
Filed under: Traveling Tagged: jajan, jajanan ndeso, jenang, kacang, kopi, krupuk, ndeso, pisang goreng, rengginang, tape