Nyobamoto.com-Bro Sis…
Hari Minggu kemarin saya ada perlu ke kota Blitar. Sebagai biker (busyettt… :D ) seminggu yang lalu karena sudah pake motor, kali ini nyoba pingin santai dengan memilih angkutan umum. Untuk jarak ya lumayan. Total dari rumah di Singosari kurang lebih 100km. Karena sudah kangen angkutan umum, saya memilih naik bus jurusan Blitar dengan posisi start dari terminal Arjosari. Penumpang tidak banyak saat bis bergerak meninggalkan terminal Arjosari. Tapi ternyata begitu keluar dari pintu terminal, bisa masih berhenti dan terlihat kenek (kernét) mencari penumpang. Gundah episode pertama ini.
Setelah mendapat tambahan penumpang cukup signifikan, bus kembali berjalan mengarah ke Blitar melalui jl Raden Tumenggung Suryo – Rampal – Gadang. Sayang saya yang mulai tidak santai karena penumpang sudah penuh dan beberapa ada yang berdiri mulai sedikit terganggu dengan lantunan (lebih tepatnya gumam’an) dari seorang pengamen. Seorang ibu-ibu yang sudah sepuh (tua:red) memainkan kayu dengan gemerincing tutup botol ketika dipukul-pukulkan. Saya berusaha cuek karena asyik blog walking di android saya. Benar saja, beberapa saat kemudian hanya deru mesin bis dan teriakan kenek yang terdengar.
Sampai di pertigaan Kacuk penumpang semakin padat, dan pengamen juga berganti. Sengan suara yang “cukup” asala-asalan dia bernyanyi, yang sepertinya saya lebih hafal lirik lagu tersebut. Hadeeuuhh. Bis dengan cepat berhenti di perempatan Kepanjen, penumpang ada yang naik juga ada yang turun. Tapi pastinya ada juga pengamen yang naik. Terlihat berdandan sedikit mencolok dipadu dengan kaosnya yang berwarna kuning. Dari raut wajahnya saya perkirakan usia diantara 30 – 40 tahun. Sesaat bisa jalan, dia mulai menyampaikan salam dengan menggunakan audio system yang dia bawa. WOW…lumayan juga ibu pengamen ini. Lirik lagu yang dibawakan lumayan menghibur karena saya suka. Tapi penggunaan echo diluar kewajaran justru juga kurang enak didengar (telinga saya).
Entah ibu tadi dengan 2 lagu karaokenya turun dimana, yang jelas saat di Karangkates, ganti pengamen lagi. Hemmm…ini sudah di koordinir atau bagaimana ya? Kok bisa giliran terus macem begini :D Seorang laki-laki dengan gitar membawakn lagu-lagu lawas milik Panbers. Lagunya saya suka dan lumayan hafal, sayang dibawakan asal-asalan oleh pengamen tadi. Sehingga sepertinya saya sewot mendengar lagu-lagu ini. Saat masuk wilayah Kesamben, masuk lagi seorang pengamen dengan audio systemnya. Seorang pria yang mungkin berusia dibawah 40 tahunan. Dia membuka dengan salam dan tutr bahasanya yang sopan untuk kondisi diatas bis. Dia menyanyikan dua buah lagu yang kebetulan benar-benar enak dan syahdu ditelinga saya. Justru hanya dua lagu yang bisa saya nikmati. Tapi karena saya suka lagunya dan menyanyinya enak, tutur sapanya ke penonton dan kru bis bagus, saya tidak ragu untuk memberikan uang. Hemm…dia akhirnya turun.
Pengamen berikutnya naik di sekitar Wlingi sudah hambar di telinga saya. Selain lagunya juga cara membawakan yang relatif asal-asalan saja. Dari sini sampai saya turun sudah tidk ada lagi pengamen yang naik untuk membawakan lagu. Jujur saja ternyata memang ada beberapa pengamen yang mungkin kurang “jam terbangnya” dan ada pula yang sudah cukup lama di dunia hiburan sepintas ini. Sehingga telinga saya memang kadang merasa berisik terhadap pengamen yang asal-asalan. Sementara untuk pengamen yang bikin saya seneng tidak hanya saya ikut tersenyum dan ikut bernyanyi kecil, bahkan saya rela mengeluarkan uang untuk jerih payah dia menghibur.
So…bagaimanapun ini adalah perjalanan yang lama tidak saya lakukan.
Seringkali saya menggunakan motor juga membuat beberapa keterkejutan, termasuk tarif bus yang diluar perkiraan saya. Memang saya naik bus sendiri dan mandiri telah saya lakukan sejak tahun 1984. Tapi suasana yang jelas berbeda antara saat ini dengan saat itu. Pingin nyaman tanpa gangguan ya memang naik motor (karena biker :) ). Tapi dalam kondisi tertentu saya akan mempertimbangkan menggunakan bis bila mungkin fisik kurang fit atau sehat, atau karena cuaca.
Yang jelas ada plus minusnya buat saya kemarin perjalanan menggunakan bus.
Bagaimana dengan kebiasaan sampean brosis?
Pict : ilustrasi from Google
Filed under: Opini Tagged: berisik, lagu, lantang, lirik, merdu, pengamen, syahdu, terminal