Nyobamoto.com – Bro Sis …
Ketika akan lomba (festival, kompetisi dan bermacam label lomba lainnya), sepanjang sepengetahuan nyobamoto biasanya ada technical meeting atau pertemuan teknik. Pada pertemuan teknik ini biasanya dibahas segala aspek regulasi dan semua ketetapan yang mengikat dari gelaran lomba tersebut. Per item akan dibedah, dan diketahui semua pihak. Bahkan biasanya kalau ada silang pendapat atau hal-hal yang belum ketemu akan dibahas terlebih dahulu sebelum lomba dilaksanakan. Itu Regulasi atau rule dari lomba kelas RT sampai kelas dunia.
Dan saat ini…kalau kita lihat atau tengok 2-3 tahun kebelakang beberapa kejadian ada juga yang mewarnai kegiatan itu. Paling jelas adalah regulasi pada Kejurnas IRS Sport 250 cc yang beberapa tahun sempat “sumbang” karena ketika hasil lomba berakhir … biasanya yang kalah atau kurang beruntung dengan regulasi mempermasalahkan regulasi yang pada tahap awal justru sudah disepakaiti oleh seluruh peserta. Begitu juga dengan motoGP. Sejak akhir latihan pra musim di Sepang dan free practice plus lomba, ada beberapa pebalap yang mengkritisi (memprotes) keuntungan regulasi untuk tim Ducati dengan motor GP15-nya.
Di Kejurnas Sport 250 cc yang biasa disebut IRS (Indospeed Race Series) CBR250R single cylinder milik pabrikan AHM diturunkan dan selama dua tahun berhasil memenangi road race berkelas Kejurnas yang dilaksanakan di Sentul International Circuit (SIC) tersebut. Sementara rival yang saat itu adalah Ninja250R twin cylinder nyaris selalu kalah dan merasa regulasi yang kurang berimbang, akibat ada penambahan bobot. Inilah yang akhirnya membuat Kejurnas 250 cc akhirnya turun peminatnya (starter), justru malah banyak untuk di kelas OMR.
Di motoGP sendiri beberapa pebalap juga merasa “terusik” dengan kondisi Ducati GP15 yang sudah sangat kompetitif mulai awal pra musim hingga race pertama menempatkan Ducati GP15 di posisi kedua dan ketiga. Sehingga banyak pebalap yang minta agar Ducati tidak mendapat keuntungan dari keistimewaan gado-gado tersebut. Mulai dari enaknya menggunakan ban extra soft, jumlah bbm yang lebih banyak dibanding pabrikan lain, dan ini yang sangat krusial adalah jumlah mesin dalam satu musim plus masih diperbolehkannya pengembangan pada mesin-mesin tim Ducati. Sementara yang masuk pada kelas pabrikan, justru memulai balapan di sirkuit Losail Qatar dan selama musim 2015 harus dengan kondisi freeze alias dibekukan. Tidak boleh diutak-atik atau bahkan dikembangkan.
Itulah yang membuat hawa panas di motoGP.
Kalau kita melihat balapan versi lain yaitu WSBK atau World Superbike, juga dahulu menerapkan hal yang relatif seperti itu. Motor 1000 cc empat silinder boleh diadu dengan motor 1200 cc yang hanya dua silinder. Baru setelah akhir-akhir ini WSBK menyamakan regulasi akhirnya ada beberap tim yang mengundurkan diri. CMIIW
Bagaimana brosis menurut sampean?
Ada hal-hal semacam ini. Monggo koreksi atas tulisan diatas :)
Pict : from Google
Artikel Terkait
- Yamaha Asean Cup Race Sarana Uji Coba Yamaha Untuk Jajal YZF R25
- Marc Marquez Ingin Membalap Bersama Casey Stoner
- Bang Ipul IWB : Blogger Yang Semakin Ngetop
- Bukan Sulap Bukan Sihir, Thailand Gelar WSBK Untuk Prepare MotoGP 2016
- M. Abidin : Setia Pada Yamaha Itu Mutlak. Berpaling Hati … Tendang !!!
- IRS250cc_Honda CBR250R Dwi Satria Masih Ganas, Kalahkan Ninja Mono Greentech
- Perlu Tidak Mikir Irit, Kalau Bensin Naik (Rumornya) Rp. 3.000,- ???
- Selain Rekor, “Gelar” Marc Marquez Bertambah. Setelah Baby Alien Sekarang…
- Performa Open Class Yamaha Hebat, Tapi Keder Dengan RC213V-RS
- Tak Kapok, Marc Marquez Tarung Lagi Dengan The Doctor Di Ranch Milik Rossi
Filed under: Kejurnas IRS, motoGP, Opini, WSBK (World Super Bike) Tagged: ducati gp15, kejurnas cbr250 dan ninja250, kejurnas sport 250 cc, regulasi digugat, regulasi factory, regulasi kejurnas 250 cc, regulasi motogp, regulasi open class motogp