Quantcast
Channel: WIRO NyöbaMôtö
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1624

Pemotor Ugal-ugalan (kebanyakan) adalah Korban Iklan Media Massa

$
0
0

Media, banyak cabangnya

Media, banyak cabangnya


Iklan dari produsen memang ditujukan sebagai edukasi dan pengenalan produk yang sedang di-iklankan. Dalam banyak hal, semua aspek atau materi iklan sudah difikirkan bagaimana akhirnya bisa merubah mindset yang melihat, yang mendengar ataupun pembaca menjadi tertarik dengan berakhir pada pembelian. Itu yang selama ini selalu diharapkan oleh produsen. Apapun produsennya. :D Sepakatt???
Lha, terus bagaimana kalau ternyata materi iklan itu menghasilkan side effect yang diluar dugaan. Tambah baik dan menguntungkan produk, tambah membuat jelek dan merusak produk atau gak ada artinya blas? Ini yang akan saya bahas di artikel ini. Saya sarikan dari detik.com pas soré² saya belum bisa pulang karena hujan deras :mrgreen:

Iklan dari media cetak, biasa terpampang disitu

Iklan dari media cetak, biasa terpampang disitu


Jalanan di Indonesia makin padat. Produk R2 dan R4 sudah bukan barang wah (untuk kategori produk tertentu). Supaya fokus kita ngomongin R2 aja :mrgreen: Sehingga motor saat ini jumlahnya tak terkira. Fasilitas, sarana dan prasarana seakan tak mampu lagi menampung padatnya jalanan yg semakin sesak dengan angkutan paling fungsional ini. Tapi bukan itu yang paling miris. Justru yang paling mengkhawatirkan adalah perilaku berkendara dari hasil iklan tersebut. Motor yang berwujud motor sport, bebek dan matic…hampir semua di-ramu dan diiklankan sebagai MOTOR CEPAT. Bahkan di iklankan bahwa dapat menempuk sekian kilometer per jam hanya dalam sekian detik. Sport atau batangan sih lumayan pantas, lha ini bebek dan matic-pun sudah digiring ke arah sana. Waduuhhh…
Iklan paling jos, saat diputar di televisi :D

Iklan paling jos, saat diputar di televisi :D


Sekarang pemotor juga banyak yang sangar bahkan galak. Selain karena kondisi eksternal berupa cuaca panas atau hujan, dan faktor internal yang salah satunya adalah stres, juga tabiat atau watak individu tersebut. Tapi kembali lagi, bahwa faktor utamanya…ya dari media yang berupa iklan itu tadi. Ini sedikit cuplikan artikel beberapa hari yang lalu di detik.com

“Media massa dan online, terutama dalam advertising, seringkali mengiklankan produk motor yang kian hari kian CEPAT, kian POWERFUL, dan kian SPORTY, namun jarang ada yang mengusung tema SAFETY. Slogan-slogan tersebut nampaknya sukses mempersuasi para pemotor untuk lebih agresif di jalan raya,” tulis Ramadhika, seorang Otolovers dalam emailnya yang dimuat detik.com

Slogan-slogan agresif tersebut anehnya menurut Ramandhika justru digunakan oleh produk motor yang biasa digunakan sehari-hari oleh masyarakat. Misalnya saja iklan sebuah skuter yang digambarkan sebagai motor sporty nan kencang. Terlebih, di iklan itu motor juga ditunggangi oleh Juara Dunia MotoGP.

“Efeknya, mereka yang membeli motor tersebut, berekspektasi bahwa motor tersebut memang capable untuk dipacu dengan kecepatan tinggi, dan bahkan menjadi hal yang aneh apabila motor tersebut dikendarai secara wajar,” ujarnya.
“Terlebih, target market produk tersebut adalah remaja yang sesungguhnya masih labil dalam mengontrol emosi. Padahal, perbandingan faktor safety dan kemampuan mesin antara skutik tersebut dengan motor balap yang sesungguhnya bagaikan langit dan bumi,” tukas Ramadhika.

Meski demikian dia mengakui kalau para produsen punya hak untuk mengiklankan keunggulan produknya. Terpenting adalah secara etis mememntingkan kemajuan dan keselamatan bersama. Dan bagi produsen atau pengiklan untuk memikirkan pula dampak jangka panjang dari materi iklan yang dibuat. Bukankah begitu mbakBro n masSis? :)


Filed under: Safety Tagged: emosi, Iklan, media, Motor, safety riding

Viewing all articles
Browse latest Browse all 1624

Trending Articles